Komputer awan atau cloud computing
adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan
berbasis internet (awan). Istilah ini menjadi banyak pembicaraan diberbagi
situs yang membahas tentang teknologi komputer. Bahkan cloud computing menjadi
tren di tahun 2012. Bagaimana sebenarnya tentang komputer awan atau cloud
computing. Mari kita simak bersama.
Cloud computing atau komputasi awan
adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan
berbasis internet (awan). Awan (cloud) adalah perumpamaan atau gambaran dari
internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan
komputer. Awan (cloud) dalam cloud computing juga merupakan abstraksi dari
infrastuktur kompleks yang disembunyikannya. Menurut sebuah makalah tahun 2008
yang dipublikasi IEEE Internet Computing, “Cloud computing adalah suatu
paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan
tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya
adalah desktop, komputer, tablet, notebook, komputer tembok, handheld,
sensor-sensor, monitor, dan lain-lain”. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan
aplikasi bisnis umum yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat
lunak dan data yang tersimpan di server.
Komputasi awan saat ini merupakan
tren teknologi terbaru dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud
Computing ini adalah iCloud. Selain itu, di dua bulan terakhir ini, sudah
diketahui sejumlah gerakan perusahaan cloud computing (komputasi awan) di
Indonesia. Yang pertama adalah Joyent Cloud yang berpartner dengan Anise Asia
(yang berbasis di Malaysia). Joycent Cloud dan Anise Asia beberapa waktu lalu
mengadakan seminar yang mencoba memberi informasi tentang keunggulan cloud
computing dan mitos-mitos yang menyelimutinya.
Joycent Cloud merupakan salah satu
pionir layanan cloud computing dan saat ini digunakan oleh sejumlah besar
layanan, termasuk LinkedIn. Berikutnya adalah Amazon Web Services yang memberi
dukungan terhadap meetup yang digagas oleh e27 dan StartUpLokal lalu. Yang
terbaru adalah CBN yang mengembangkan cloud computing data center yang dibantu
oleh teknologi switching dari Brocade. Untuk ranah domestik, selain CBN ada
juga Biznet yang telah lebih dahulu mengembangkan layanan cloud computingnya.
Dulu perusahaan – perusahaan besar
berlomba-lomba membuat data center sendiri supaya bisa mengelolanya sendiri
dengan tujuan untuk menghemat biaya. Dengan perkembangan teknologi yang begitu
cepat, pembaruan teknologi setiap tahun tentu kurang feasible dan malah membuat
pengeluaran membengkak. Yang menjadi hambatan untuk beralih ke cloud computing
biasanya adalah masalah budget dan realibilitas. Masalah reabilitas tergantung
pada masing-masing penyedia layanan menggunakan teknologi terkostumisasi yang
berbeda-beda. Ada suatu data center sebagai suatu entitas tersendiri yang perlu
diatur menggunakan sistem operasi khusus.
Tips memilihnya adalah berhubungan
dengan kualitas performa yang dihasilkan dan apa yang vendor tersebut siapkan
untuk meminimalisasi kemungkinan crash. Selain itu, perusahaan juga harus
mengerti bahwa menyerahkan seluruh perangkat di tangan penyedia layanan cloud
computing bukan berarti si pemilik menyerahkan semua tanggung jawabnya untuk
penggunaan sistemnya. Penyedia layanan cloud computing yang baik pasti dari
awal sudah mengajak pihak perusahaan untuk sama-sama membangun desain
arsitektur sistem komputasi yang disewanya demi menjamin security dan
optimalisasi sistem. Lalu, apa lagi hambatan perkembangan cloud computing di
Indonesia? Menurut Tony Seno Hartono, National Technology Officer Microsoft
Indonesia, faktor keamanan dan privasi pengguna memang merupakan dua dari empat
isu terpenting terkait implementasi cloud computing di Indonesia, selain
masalah keterbatasan akses internet dan keberadaan data itu sendiri.
Selain kekhawatiran akan faktor
keamanan, Tony menyebutkan, privasi juga menjadi isu yang menjadi perhatian
Microsoft. Era media sosial telah mengubah kebiasaan orang dalam menangani
privasi. Keuntungan utama komputasi awan adalah kita bisa menyewa kemampuan
komputasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada kebutuhan bagi kita untuk
membeli dan memasang komputer atau server sendiri. “Berlangganan komputasi awan
ibaratnya seperti kita berlangganan air bersih dari PAM (Perusahaan Air Minum),
di mana kita tidak perlu menggali sumur sendiri, memiliki dan merawat pompa air
sendiri, dan membayar listriknya."
0 komentar:
Posting Komentar